Kita sering mendengar pantun anak-anak yang terdapat pada film ipin dan upin, yang biasa di bacakan jarjit. Sifat pantun anak-anak memiliki bawaan yang lebih ringan maknanya serta penuh dengan canda gurau.

Atau bisa dikatakan pantun untuk anak-anak ini memiliki sifat yang menghibur (entertaimen tinggi). Pantun sendiri adalah sebuah budaya yang sudah semestinya di lestarikan, meski bagaimnapun kita yang lebih dewasa adalah pelopor yang bisa mengenalkan budaya pantun yang semestinya.

Berikut beberapa contoh pantun anak-anak yang mungkin bagus untuk pembelajaran

Ke kota Medan membeli ulos Beli ulos penuh bergambar Rajin sekolah jangan membolos Jika membolos tak jadi pintar

Pergi ke Aceh membawa gitar Singgah ke Medan membeli ulos Jika ingin jadi anak pintar Rajin belajar jangan suka bolos

Tanam padi di tengah sawah Sawah subur selalu basah Pagi hari pergi sekolah Sore hari ke madrasah

Burung dara indah warnanya Burung perkutut indah bersuara Ayah bunda harum namanya Anakku sayang sering juara

Pagi pagi ayam berkokok Ayam berkokok diatas papan Anak kecil jangan merokok Pikirkanlah masa depan

Buah duku dari Palembang Buah anggur dari bosnia Baca buku janganlah jarang Sebab buku jendela dunia

Hal yang menarik adalah memiliki anak yang bisa menghafalkan pantun dan pandai berpantun karena mereka merupakan salah satu pilar yang akan siap menggantikan generasi. Untuk memulai pantun yang lebih dewasa tentu harus bisa dengan pantun anak-anak terlebih dahulu. Kebudayaan Indonesia memang sudah menjadi salah satu aspek bangsa yang sudah kurang diperhatikan.

Kebudayaan merupakan warisan yang tidak ternilai, namun terkadang dengan mudahnya orang terkadang menklaim kebudayaan Indonesia punya Negara mereka. Inilah yang harus menjadi perhatian semua generasi jangan sampai setelah di rebut kitanya baru rebut untuk membela.

Cara tersebut tentu bukan langkah yang baik, karena jika hak cipata sudah di klaim oleh orang lain lebih dahulu meskipun kita mengakuinya sebagai milik kita tentu tidak ada gunanya. Ibarat nasi telah menjadi bubur semua sudah terlanjur dan budaya kita di rampas orang karena kita lengah mengautentikasikannya. Sebaiknya seperti pantun anak-anak ini harus kita jaga dengan baik dan lestarikan.