Di cuaca yang tidak menentu seperti saat ini, batuk, pilek, flu, meriang sering kali menyerang kita, sehingga perlu sekali kita menjaga kesehatan. Seperti yang saya sedang alami dan keponakan saya juga, orang tua saya selalu menyuruh kami minum obat-obatan, yang dipercaya  dapat menyembuhkan masalah hidung, meringankan sakit tenggorokan, mengurangi batuk dan membuat tidur menjadi nyenyak.

Namun karena obat-obatan terrsebut justru membuat tenggorongkan saya menjadi kering dan perut pun menjadi enek dan tidak karuan, dan menjadi sulit tidur. Dan saya bacapun dikemasan obat-obatan tersebut mengandung efek samping. Hal itulah yang membuat saya lebih memilih obat tradisional dibanding obat-obatan yang ada di warung dan dijual bebas.

Tadinya saya hanya mengetahui kecap dan jeruk nipis sebagai obat batuk, ternyata madupun bisa, yang selama ini saya hanya ketahui sebagai daya tahan tubuh. Dan hebatnya lagi, ternyata madu telah digunakan selama ratusan tahun sebagai pengobatan tradisional pada berbagai tempat di dunia.

Batuk yang Membandel

Batuk sebebarnya merupakan cara tubuh untuk membersihkan saluran udara yang teriritasi, dan membantu bernafas. Tetapi, batuk yang terlalu banyak, dapat menimbulkan iritasi pada paru-paru dan tenggorokan yang lebih parah. Pembersihan ini juga mengganggu tidur, yang sangat dibutuhkan dalam proses penyembuhan. Namun banyak orang tua yang khawatir akan batuk anak-anaknya, sering kali memberikan obat batuk dalam bentuk sirup.

Padahal obat yang tidak bekerja, berperan buruk bagi kesehatan. Obat batuk dan pilek juga dapat menyebabkan efek samping yang serius, diantaranya kantuk, halusinasi, pusing, muntah, jantung berdebar dan lainnya. Dan kebayakan orang tua tidak mengetahui secara pasti kandungan yang ada dalam obat batuk tersebut, apakah baik bagi si anak atau tidak.

Dari beberapa literatur yang saya baca ternyata madu dapat meredakan batuk. Ribuan tahun yang lalu, Dokter di Mesir, misalnya, menggunakan madu untuk mengobati luka, batuk dan sakit sendi. Selain itu, bahwa Organisasi Kesehatan Dunia merekomendasikan madu sebagai obat pelega tenggorokan, walaupun tidak ada bukti sains mengenai keefektifannya.

Madu is not dangerous, why we dont consume honey, right now?

Kenapa madu?

Pertama karena kekentalan madu yang membantu melapisi dan melegakan tenggorokan.

Kedua karena antioksidan yang terkandung dalam madu.

Antioksidan  ditemukan juga pada makanan seperti blueberry (sejenis arbei), bayam dan cokelat. Antioksidan ini mampu melindungi sel kita dari kerusakan.

Hasil kajian menunjukkan bahwa setelah meminum madu, tingkat antioksidan pada tubuh mengalami peningkatan. Madu memiliki efek kesehatan yang lain. Setidaknya, beberapa jenis madu mampu membunuh mikroba yang menginfeksi. Satu jenis madu dari Selandia Baru telah terbukti baik untuk digunakan pada luka, dengan dioleskan pada kulit.